Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat Datang di Blog-SITE "PIMPINAN RANTING GERAKAN PEMUDA ANSOR GEMAHARJO" Kec. Watulimo Kab. Trenggalek. Semoga Bermanfaat Untuk Kita Semua. Aamiin

Rabu, 15 Maret 2017

Mengajar adalah bagian penting dari proses pendidikan. Saking pentingnya mengajar (menyebarkan ilmu), Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan lalu ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat kelak Allah SWT akan mengekangnya dengan kekang api neraka.” (HR Abu Dawud dan Imam Tirmidzi).
Sebaliknya, beruntunglah bagi para guru yang gemar mengajarkan ilmu kepada para muridnya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala dari orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala orang yang mengerjakannya itu.” (HR Ibnu Majah).
Siapa sosok pengajar yang patut diteladani? Muhammad Rasulullah SAW. Beliau menyatakan sendiri dalam sabdanya: “Sungguh aku telah diutus (oleh Allah SWT) sebagai seorang pengajar.” (HR Ibnu Majah). Ada beberapa inspirasi yang bisa guru pelajari dari potret pengajaran Rasulullah SAW. Pertama, Rasulullah SAW adalah pribadi pengajar yang punya sifat kasih sayang, menjauhi kesulitan, menyukai kemudahan, senantiasa berbuat baik dan mencurahkan kebaikan kepada orang lain (QS at-Taubah: 128).
Kedua, pengajar hendaknya memiliki kemampuan berbicara yang jelas dan tak tergesa-gesa. Imam Tirmidzi dalam Kitab Asy-Syamail meriwayatkan, dari Aisyah RA bahwasanya ia berkata: “Rasulullah SAW tidak pernah berkata dengan tergesa-gesa sebagaimana yang biasa kalian lakukan. Akan tetapi, beliau berkata dengan ucapan yang sangat jelas dan terperinci, sehingga orang lain yang duduk bersamanya akan dapat menghafal setiap perkataan beliau” (HR Imam Tirmidzi).
Ketiga, setiap murid bisa belajar memahami suatu ilmu tetapi tidak di waktu yang sama. Oleh karena itu, guru harus sabar untuk mau mengulangi penjelasan yang sama kepada beberapa murid yang terlambat memahami. Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Anas RA bahwasanya dia berkata: “Rasulullah sering mengulang-ulang perkataan beliau sebanyak tiga kali; hal itu dimaksudkan agar setiap perkataan yang beliau paparkan dapat dipahami.” (HR Imam Tirmidzi).
Keempat, ajarkan ilmu sesuai dengan kondisi pengetahuan para murid dan apa yang mereka sukai. Rasulullah SAW bersabda: “Katakanlah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui, serta tinggalkanlah apa yang tidak mereka ketahui dan tidak mereka sukai. Apakah kamu ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR Bukhari).
Kelima, gunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai tingkatan kecerdasan murid. Karena hakikatnya setiap murid bisa belajar tetapi tidak dengan cara yang sama. Aisyah RA menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: “Kami khususnya, para nabi, diperintahkan untuk menempatkan orang sesuai dengan tingkatan mereka. Dan supaya kami menyampaikan kepada mereka menurut tingkatan pengertian (kecerdasannya).” (HR Abu Dawud).
Mengajar adalah pekerjaan dan tugas yang mulia. Bahkan, Imam al-Ghazali mengumpamakan guru pengajar ibarat matahari sebagai sumber kehidupan dan penerangan di langit dan di bumi. Dengan ilmunya, seorang guru pengajar dapat memberikan penerangan kepada umat sehingga mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh Allah, para Malaikat-Nya, serta semua penghuni langit dan bumi termasuk semut dalam lubangnya dan ikan-ikan, sungguh semuanya mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang mengajari manusia.” (HR Tirmidzi). Masya Allah. Wallahu a’lam bishawab.

Sumber : ANSOR News

Related Posts:

  • DIBALIK KETIDAKTAHUAN⛵*Nabi NUH* belum tahu Banjir akan datang ketika ia membuat Kapal dan ditertawai Kaumnya. 🐏 *Nabi IBRAHIM* belum tahu akan tersedia Domba ketika Pisau nyaris memenggal Buah hatinya. 🎋*Nabi MUSA* belum ta… Read More
  • Hukum Jilatan Anjing Menurut ulama madzhab Syafi’i dan Hanbali bahwa merekan menilai anjing tergolong najis mugholladzoh (najis yang berat) yang mengakibatkan najis tidak hanya sebatas air liurnya saja tapi mencakup juga keringatnya … Read More
  • Bagaimana Menyikapi Anak-anak Kecil Bercanda di Masjid? Assalamu ‘alaikum wr. wb. Pengasuh rubrik Bahtsul Masail NU Online yang baik, ketika sembahyang ashar dan terutama sembahyang maghrib tiba banyak anak-anak kecil usia sekolah dasar berkumpul di masjid. Mereka i… Read More
  • RENUNGAN ATAS WAFATNYA KH. HASYIM MUZADIDalam Kitab Tanqih Al-Qaul Imam Al-Hafizh Jalaluddin bin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi menuliskan dalam kitabnya sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sbb: وقال ع… Read More
  • Cara Kiai Abdul Hamid Larang Lelaki Pemakai Emas Suatu hari, Simbah Kiai Abdul Hamid Pasuruan menerima tamu seorang pria yang kebetulan memakai gelang yang terbuat dari emas. Padahal, sebagaimana yang telah termaktub dalam beberapa kitab fiqh, haram hukumnya seorang lel… Read More

SUPPORTED BY

MUTIARA HIKMAH

“Ingatlah.. Allah selalu memberikan kelebihan dibalik kekurangan. Allah selalu memberikan Kekuatan dibalik kelemahan.”

“Ketika perjalanan hidup terasa MEMBOSANKAN. Maka Allah menyuruh kita untuk banyak BERSYUKUR.”

“Ketika kesedihan menjatuhkan AIR MATA Maka Allah meminta kita untuk berusaha TERSENYUM .”

“Kegagalan dalam hidup merupakan salah satu proses untuk menuju sukses.”

TERJEMAHKAN

Diberdayakan oleh Blogger.

NU PEDULI

INFO KARTANU ATM

POST ANSORUNA

PEPELING

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(Q.S. Luqman: 34)