Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat Datang di Blog-SITE "PIMPINAN RANTING GERAKAN PEMUDA ANSOR GEMAHARJO" Kec. Watulimo Kab. Trenggalek. Semoga Bermanfaat Untuk Kita Semua. Aamiin

Jumat, 03 Maret 2017

Mengapa Gus Dur mencintai Indonesia? Karena beliau manusia pesantren. Sedangkan keindonesiaan adalah salah satu unsur utama jati diri inti pesantren. George McTurnan Kahin (1918 - 2000, Cornell University, USA), menuliskan hasil penelitian sejarahnya dalam "Nationalism and Revolution in Indonesia" (Cornell University Southeast Asia Program, 1952), bahkan menandaskan kesimpulan bahwa "nasionalisme Indonesia berakar pada tradisi Islam Nusantara": pesantren!

Sejak Terusan Suez dibuka (1859) membedah daratan beting antara Laut Tengah dan Laut Merah, perhubungan Eropa - Asia dengan transportasi laut tidak lagi harus memutari Tanjung Afrika, tapi potong kompas lewat Terusan Suez, melintasi Teluk Aden, terus ke arah Timur hingga Nusantara. Sejak saat itu, jalur pelayaran Eropa - Nusantara pergi-pulang kian ramai, dan pelabuhan Jeddah menjadi salah satu persinggahan penting. Maka sejak paruh akhir abad ke-19 terjadi lonjakan luar biasa perjalanan haji dari antero Nusantara: Andalas, Jawa, Borneo, Celebes, Maluku, Sumbawa dan pulau-pulau lainnya. Kebersamaan selama berbulan-bulan pelayaran dan bertahun-tahun mukim di Hijaz diantara para "jamaah haji" yang merupakan kader-kader unggulan kalangan pesantren itu menumbuhkan rasa senasib dan persaudaraan yang terus menguat menggiligkan "tekad sebangsa", dan dengan penuh gairah mereka tanamkan kepada masyarakat lahan khidmah mereka sepulang dari Tanah Suci.

Pada 1912, Haji Oemar Said, seorang keturunan dari Kyai Kasan Besari (Pesantren Tegalsari, Ponorogo), mendirikan Syarikat Islam, organisasi politik pertama di Hindia Belanda yang menetapkan "Perjuangan Menuju Kemerdekaan Indonesia" sebagai haluannya. Pada waktu itu, Kyai Wahab Hasbullah yang masih mukim di Makkah pun mendirikan SI Cabang Makkah. Pada saatnya nanti, di Tanah Air, Kyai Wahab menginisiasi berdirinya Nahdlatul Wathan, kemudian --dibawah perlindungan gurunya, Kyai Hasyim Asy'ary-- Nahdlatul Ulama (1926). "Soempah Pemoeda"yang dilahirkan oleh Kongres Pemoeda 1928, adalah kulminasi awal dari keseluruhan proses tersebut.

Kyai Maimoen Zubair meriwayatkan bahwa ketika beliau mondok di Tambak Beras dan belajar di sekolah "Syubbaanul Wathan" disana, setiap hari sebelum masuk kelas murid-murid diwajibkan menyanyikan sebuah lagu yang diciptakan oleh Kyai Wahab Hasbullah pada tahun 1934. Nusron Wahid dan Yaqut C. Qoumas sowan kepada Kyai Maimoen di Sarang, Rembang, untuk memohon ijazah lagu itu, dan didapatlah syair yang tak pernah beliau lupakan:

يَا لَلْوَطَن يَا لَلْوَطَن يَا لَلْوَطَن
حُبُّ الْوَطَن مِنَ الْإِيْمَان
وَلَا تَكُنْ مِنَ الْحِرْمَان
اِنْهَضُوْا أَهْلَ الْوَطَن

إِنْدُونَيْسيَا­ بِيْلَادِيْ
أَنْتَ عُنْوَانُ الْفَخَامَا
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْمَا
طَامِحًا يَلْقَ حِمَامَا

"Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah, hai bangsaku!

Indonesia negriku
Engkau Panji Martabatku
S'yapa datang mengancammu
'Kan binasa dibawah dulimu!"

Kyai Fuad Affandi, pengasuh Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciwedey, Bandung, seorang satri dan khadam Kyai Ma'shoem Lasem, meriwayatkan dhawuh gurunya (Mbah Ma'shoem),

"Pada lambang NU itu ada tali yang tersimpul. Itulah tali pengikat Indonesia. Kalau tali itu lepas, Indonesia akan meleleh seperti gelali!"

Bagi pesantren dan NU, Indonesia adalah martabat. Harga diri. Memproklamirkan­ kemerdekaan Republik Indonesia adalah merebut harga diri. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mempertahankan harga diri. Memperjuangkan Cita-cita Proklamasi adalah memperjuangkan martabat kemanusiaan.

Kyai Bisri Mustofa hanya mengenyam sekolah "Ongko Loro" ("Angka Dua", Inlandsche School, jenjang sekolah dasar dua tahun dengan bahasa pengantar Jawa untuk pribumi jelata di jaman Belanda). Ada seorang kerabat yang priyayi hendak mendaftarkannya­ ke HIS (Hollandsch-Inl­andsche School, sekolah dengan bahasa pengantar Belanda untuk anak-anak priyayi), tapi keburu ketahuan Kyai Kholil Harun, yang lantas mencegah,

"Jangan sampai kamu jadi londo!" kata beliau, "ayo ikut aku saja!"

Sejak saat itu (usia sekitar 15 tahun) Mashadi (nama kecil Kyai Bisri) belajar di pesantren Kyai Kholil, mengunyah ilmu-ilmu agama langsung dengan "bahasa aslinya", Bahasa Arab, bahkan secara khusus menekuni seluk-beluk Bahasa Arab sebagai modal prinsip untuk memahami agama secara otentik. Belakangan, sesudah diambil menantu, Kyai Kholil Harun mengirimnya ke Makkah untuk bertabarruk kepada Tanah Suci dan berguru kepada para masyayikh disana selama dua tahun. Walaupun semua itu, Kyai Bisri tidak lantas menjadi kearab-araban, apalagi Arab-minded. Indonesia tertanam hingga merasuk ke sumsum tulangnya.

Aku masih kanak-kanak ketika malam itu nonton tivi berdua dengan beliau. Di layar tivi ada orang Arab ngomong entah apa. Yang tertangkap olehku hanya ucapan: "...Induuniisiy­yaa... Induuniisiyyaa.­.."

"Brakk!!" aku kaget oleh suara meja digebrak tiba-tiba.

"Orang Arab ini sombongnya mintak ampun!" Mbah Kung bersungut-sungu­t, "kenapa harus 'in-duu-nii-siy­-yaa'? Masak ngomong 'In-do-ne-sia' saja nggak bisa? Dasar sombong!"

https://www.facebook.com/pages/Dukung-NU-Mendirikan-TV-NU-Nusantara/120416661356120

Related Posts:

  • HAKIKAT AKSARA JAWA HA = Hana hurip wening suci (Adanya hidup adalah kehendak yang Maha Suci) NA = Nur candra, gaib candra, warsitaning candara (Harapan manusia hanya selalu ke sinar Ilahi) CA = Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi (Satu a… Read More
  • Gus Dur : SYI'IR TANPO WATON Alquran qodim Wahyu Minulyo Tanpo Ditulis Biso Diwoco Wejangan Guru Waskito Den Tancepake Ing Jero Dodo Kumintil Ati Lan Pikiran Merasuk Ing Badan Kabeh Jeroan Mu'jizat Rosul Dadi Pedoman Minongko Dalan Manjinge Iman Kelaw… Read More
  • NASEHAT MAULANA AL-HABIB LUTFI BIN YAHYA TENTANG ANAK SHOLEHBagaimana mungkin bisa punya anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya, kalau orang tuanya saja ingkar dan tidak pernah mendatangi para kyai, ulama dan orang saleh. Ayah Imam Ghazali itu bukan ulama, akan tetapi beliau ho… Read More
  • Cara Rasulullah Memperlakukan Tamu Datang seseorang melarat kepada Sang Pemimpin mengeluhkan kondisinya yang sangat lapar. Sang Pemimpin pun bertanya kepada istrinya kalau-kalau ada sesuatu yang dapat disuguhkan kepada tamunya. Ternyata di rumah Sang Pemimpi… Read More
  • Akibat Tidak Mendapat Ridho Guru Habib Abdullah Asy Syathiri, Hadramaut, Yaman pernah mempunyai seorang murid yang cerdas, sajian ceramahnya indah. Setiap kali si murid ini akan menyampaikan ceramah di suatu tempat, ia pasti menghadap terlebih dahulu kepada… Read More

SUPPORTED BY

MUTIARA HIKMAH

“Ingatlah.. Allah selalu memberikan kelebihan dibalik kekurangan. Allah selalu memberikan Kekuatan dibalik kelemahan.”

“Ketika perjalanan hidup terasa MEMBOSANKAN. Maka Allah menyuruh kita untuk banyak BERSYUKUR.”

“Ketika kesedihan menjatuhkan AIR MATA Maka Allah meminta kita untuk berusaha TERSENYUM .”

“Kegagalan dalam hidup merupakan salah satu proses untuk menuju sukses.”

TERJEMAHKAN

Diberdayakan oleh Blogger.

NU PEDULI

INFO KARTANU ATM

POST ANSORUNA

PEPELING

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(Q.S. Luqman: 34)